Manusia di dalam alam semesta ini bagaikan anak kecil yang lemah tapi dicintai. Dia menyimpan sebuah kekuatan yang besar di balik kelemahannya; dia menyimpan kemampuan yang luar biasa di balik ketidak-mampuannya. Karena dengan kekuatan rasa lemahnya dan kemampuan rasa ketidak-mampuannya, banyak sekali makhluk di bumi ini yang ditundukkan untuk membantunya.

Maka jika manusia menyadari kelemahannya, lalu memohon kekuatan kepada Allah SWT; menyadari ketidak-mampuannya, lalu memohon kemampuan dan pertolongan kepada Allah SWT, baik dengan ucapan ataupun perbuatan; dan dia juga mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan kepadanya, maka Allah SWT akan memudahkannya mendapatkan apa yang diinginkan. Semua keperluannya akan diperoleh, bahkan akan mendatanginya dengan sukarela.

Padahal semua itu mustahil akan didapatkannya bila dia hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri yang sangat terbatas. Bahkan sepersepuluh tujuan itu pun tak akan didapatkannya. Namun kadang manusia melakukan kesalahan, jika dia berhasil mendapatkan sesuatu melalui doa perbuatannya, dia kadang mengalamatkan kemampuan itu kepada dirinya sendiri.

Aku akan memberikan sebuah contoh. Kekuatan yang ada di balik kelemahan anak ayam yang masih kecil membuat induknya berani melawan singa untuk mempertahankan dan membelanya. Kekuatan yang berada di balik kelemahan seekor anak singa telah menundukkan induknya yang buas untuk mencarikan makanan. Sehingga kadang terjadi sesuatu yang ironis, induk singa yang buas dan kuat itu bisa saja kelaparan, padahal di waktu yang sama, anaknya yang masih lemah malah sedang kekenyangan. Oleh karena itu, harus diperhatikan betul bahwa tenyata ada kekuatan yang sangat besar di balik sebuah kelemahan. Bahkan harus kita akui bahwa rahmat Allah SWT akan selalu berada pada kelemahan itu.

Seorang anak kecil yang lembut dan disayang akan mendapatkan kasih sayang dari orang lain akibat kelemahannya. Jika menangis, dia akan mendapatkan apa yang diinginkan. Orang-orang yang perkasa, bahkan raja sekalipun akan tunduk kepadanya. Jika yang didapatkan dengan kasih sayang itu adalah seribu, maka dia tidak akan mendapatkan satu pun jika hanya mengandalkan kekuatannya yang sangat kecil. Kelemahan dan ketidak-mampuannyalah ternyata yang telah menggerakkan dan menimbulkan perasaan kasihan dan keinginan untuk melindunginya. Bahkan jarinya yang sangat mungil akan dapat menundukkan orang-orang dewasa, baik raja atau penguasa sekalipun.

Jika saja anak kecil itu mengingkari dan tidak mengakui kasih sayang itu, lalu dengan bangga mengucapkan sebuah kebodohan, “Akulah yang telah menundukkan orang-orang kuat itu dengan kekuatan dan kemampuanku sendiri.” Maka tidak mengherankan jika dia malah akan mendapatkan caci maki dan tamparan. Demikian juga manusia, jika tidak mengakui rahmat Penciptanya, dan berkata seperti perkataan Qarun, “Sesungguhnmya semua ini kudapat karena ilmuku” maka tidak diragukan lagi bahwa dia akan disiksa Allah SWT.

Oleh karena itu, kedudukan, kemajuan, dan cakrawala peradaban yang dimiliki manusia tidaklah timbul karena kehebatan manusia. Semua itu adalah pemberian dari Allah SWT karena kelemahannya. Itu adalah pertolongan dari Allah SWT karena memang manusia tidak mampu. Itu adalah pemberian dari Allah SWT karena memang manusia sangat fakir dan memerlukan.

Kekuasaan manusia juga bukan berasal dari kekuatan yang dimilikinya, juga bukan dari ilmu yang didapatkannya. Kekuasaan itu melainkan berasal dari rasa kasihan, iba, rahmat, dan hikmah Allah SWT yang menundukkan semua hal itu untuk keperluan manusia.

Benar, manusia akan kalah dengan hewan seperti kalajengking yang tidak bermata, atau ular yang tidak berkaki. Manusia yang lemah seperti itu tidak akan mungkin dapat membuat sehelai kain sutera dari seekor ulat yang kecil, atau mendapat setetes madu manis dari seekor serangga beracun. Semua itu didapatkan berkat kelemahannya yang berasal dari penundukkan Allah SWT atas segala sesuatu yang dikehendakiNya.
Wahai manusia, jika keadaannya demikian, maka hendaklah kau jauhi perasaan egois dan berbangga dengan dirimu. Tunjukkanlah kelemahan dan kemiskinanmu di depan gerbang ketuhananNya. Tunjukkanlah kelemahan itu dengan cara meminta dan memohon. Tunjukkanlah kemiskinanmu itu dengan doa dan perasaan hina. Katakanlah bahwa engkau benar-benar hamba Allah SWT yang sebenarnya. Katakanlah: “Hasbunallahu Wanikmal Wakil.” Maka engkau akan segera menaiki tangga-tangga kemuliaan dan ketinggian.

Janganlah engkau berkata, “Siapakah diriku. Aku bukan siapa-siapa. Aku tidak mempunyai sebuah kelebihan yang membuat Allah SWT secara sengaja menundukkan semesta alam untukku, kemudian memintaku untuk melakukan syukur.” Karena engkau, jika yang dipandang adalah wujud dirimu dan bentukmu, maka engkau tidaklah mempunyai nilai apa-apa.

Tapi jika dilihat dari tugasmu dalam kehidupan, engkau adalah seorang saksi yang cerdas; seorang penonton yang pandai. Engkau bersaksi atas alam semesta yang sangat luas ini. engkau adalah lisan yang pandai dalam bercakap, mengungkapkan apa yang dimaksud alam semesta ini. Engkau adalah pembaca yang cerdik dan teliti, yang mengungkap isi alam semesta ini. Engkau adalah pemimpin yang turut memikirkan semua alam yang selalu melaksanakan tasbih kepada Allah SWT. Engkaulah guru dan arsitek bijak pada ciptaan Allah SWT yang semuanya selalu melaksanakan ibadah kepadaNya.

Benar, wahai manusia. Dari segi tubuh dan dirimu adalah bagian yang sangat kecil dan hina; makhluk yang miskin; hewan yang lemah, yang terombang-ambing di antara gelombang lautan besar makhluk-makhluk Allah SWT yang sangat banyak dan beragam ini. Tetapi, dari segi engkau adalah manusia yang diciptakan sempurna dengan tarbiyah Islamiyah, yang disinari cahaya keimanan yang mengandung cinta Allah SWT, engkau adalah raja atas semua hambaNya. Engkau sangat sempurna dalam kekuranganmu; engkau berpengetahuan luas dalam kekecilanmu; engkau berkedudukan sangat mulia dengan kehinaanmu; engkau pengawas yang berpandangan tajam atas semua yang berada di alam semesta yang sangat luas ini.
Sehingga engkau dapat berkata, “Tuhanku yang Maha Penyayang telah menjadikan bumi sebagai rumah dan tempat tinggalku; menjadikan matahari dan bulan sebagai lentera dan penerangku; menjadikan musim semi sebagai setangkai bunga yang harum semerbak; menjadikan musim panas sebagai hidangan yang sangat lezat; menjadikan hewan-hewan sebagai pelayan; dan terakhir menjadikan tumbuh-tumbuhan sebagai hiasan dan perangkat yang menyejukkan pemandangan rumahku.”

Kesimpulannya, jika engkau menuruti perintah nafsu dan setan, engkau akan jatuh kepada derajat yang paling rendah. Tapi jika engkau turuti perintah Allah SWT dan Al-Qur’an, maka engkau akan dinaikkan kepada derajat yang paling tinggi. Dengan itu, maka engkau adalah benar-benar makhluk yang diciptakan Allah SWT dengan sebaik-baik bentuk. (msa/dakwatuna/disarikan dari Rasailun Nur karya Sa’id Nursi)



Di bawah ini adalah 5 Rumus Ajaib Belajar Menulis Buku. Silakan lahap sampai habis.
1. Knowledge Is Power (Pengetahuan Adalah Kekuatan)

Knowledge is power. Dalam menulis buku, Anda butuh pengetahuan. Bila Anda tahu cara menulis buku yang baik dan benar, Anda akan sangat beruntung karena akan ada banyak buku yang akan Anda terbitkan.
Memiliki pengetahuan yang tepat sama dengan memiliki kekuatan yang besar. Coba bayangkan, bila Anda tahu sebuah tambang emas. Juga Anda tahu cara mengeksplorasinya, maka Anda akan sangat bahagia. Bahkan Anda adalah orang yang paling bahagia di dunia ini karena Anda memiliki power yang luar biasa, pengetahuan.
Untuk mendapatkan pengetahuan, kuncinya hanya satu: Belajar.
Bila suka belajar, Anda akan tahu. Namun sebaliknya, cobalah tidak belajar, dunia Anda akan gelap. Anda tidak akan bahagia karena Anda tidak tahu tambang emas Anda.
Begitu pula, untuk mendapatkan pengetahuan menulis buku, kuncinya hanya satu: Belajar.
Bila Anda mau dan suka belajar, Anda akan tahu. Namun bila Anda menganggap belajar itu mahal, maka cobalah ketidaktahuan. Ketidaktahuan jauh lebih mahal harganya. Bila Anda tidak tahu bagaimana cara RAHASIA menulis buku yang baik dan benar, maka menulis buku akan menjadi masalah besar bagi Anda. Seperti lumrah orang berkata, apa saja yang tidak Anda ketahui, tidak dapat menolong Anda.
2. Work is a pleasure (Bekerja Itu Menyenangkan)
Work is a pleasure. Bila Anda tahu tambang emas, serta hal yang berkaitan dengannya, dan Anda bekerja dengan senang hati, maka Anda telah berada di jalur yang benar. Anda sedang meniti jalan menuju sukses.
Untuk menciptakan satu buku, Anda harus menulis dengan senang dan bergembira. Anda harus seperti sedang menangguk emas. Anda harus menulis dengan ringan dan mengalir, tidak ada beban, tidak ada tekanan.
Namun bila menulis masih terasa berat bagi Anda, berarti Anda belum menganggap menulis buku sebagai sesuatu yang berharga seperti emas.
Bila demikian, Anda harus tetap menulis, jangan berhenti. Tenang saja karena merasa berat dalam memulai segala hal adalah biasa. Coba ingat-ingat lagi saat Anda pindah atau bergaul dengan lingkungan dan orang baru, Anda merasa berat dan kaku, kan?
Begitu juga dalam memulai menulis, apalagi sudah mulai menulis buku, Anda akan merasa berat menjalankannya. Akan ada banyak halangan dan rintangan yang akan merayu Anda untuk tidak menyelesaikan tulisan atau buku Anda.
Tips untuk keluar dari situasi ini adalah dengan menyadari dan percaya bahwa, keadaan seperti ini adalah biasa dalam memulai sesuatu. Untuk menggapai tujuan, orang harus berusaha dan berjuang terlebih dahulu, no pain, no gain…
3. No Pain No Gain (Bila Tidak Ada Kesakitan, Maka Tidak Ada Hasil)
Akan ada banyak pain (kesakitan), akan ada banyak masalah sepanjang jalan menuju tambang emas Anda (Gain). Memang demikianlah aturan mainnya. Dan untuk itu, Anda harus bekerja keras untuk mengusahakan sesuatu yang sangat Anda inginkan.
Jika semua lancar lancar saja, jika semuanya mudah mudah saja seperti semudah membalikkan telapak tangan, maka impian Anda mungkin terlalu kecil, atau sesuatu itu tidak layak diimpikan. Impian yang besar, biasanya, kesakitan atau tantangannya juga besar!
Apakah Anda pernah atau bahkan sering mendengar pernyataan di atas?
Ya, satu sikap wajib yang harus diambil seorang penulis yang bijak ketika halangan dan rintangan itu terus menghadang adalah: Terus berjuang dan  Never Give Up, jangan menyerah….
4. Never Give up (Jangan Menyerah)
Bila sudah mempunyai knowledge,
Anda sudah menulis dengan senang hati,
Anda telah menghadapi banyak masalah dan ia sangat suka menghadang Anda,
maka…
Lakukan terus, never give up, jangan menyerah.
Bila Anda give up maka Anda tidak akan sampai sukses mendulang banyak emas. Anda tidak akan sampai menerbitkan buku.
Jangan mudah menyerah. Sebenarnya, dengan melakukan tiga hal di atas: Mau belajar, bekerja dengan senang hati, bekerja keras, Anda sudah dekat dengan puncak kesuksesan. Anda sudah berada di track yang benar. Pensil, pena, keyboard komputer Anda adalah saksinya. Kursi, meja, lantai dan dinding kamar Anda telah melihat usaha Anda. Keluarga, teman, tetangga Anda juga tahu bahwa Anda telah melakukan hal yang benar.
Anda hanya butuh selangkah lagi untuk sukses. Anda hanya butuh keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil dalam hidup ini bila Anda telah berada di track yang benar.
5. Nothing is impossible (Tidak Ada yang Mustahil)
Percayalah bahwa segalanya adalah mungkin bagi orang yang sungguh-sungguh. Segalanya akan terjadi bila Anda telah menulis dengan segenap jiwa, dengan seluruh raga, dengan semua doa.
Apalagi sudah banyak orang yang sukses dalam menulis buku. Anda harus lebih yakin lagi bahwa Anda pun bisa seperti mereka. Bila sudah ada satu, dua, tiga orang telah berhasil menangguk emas, maka hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil bagi orang keempat, kelima, keenam untuk melakukan hal yang sama.
Apakah Anda sepakat dengan pernyataan ini?
Langkah-langkah menulis buku itu sudah jelas. Contoh suksesnya berseliweran. Tips-tipsnya sudah banyak bertebaran di buku, di internet dan di pelatihan menulis. Anda tinggal contek dan ikuti semangat dan kiat-kiat keberhasilan mereka.

Anda harus yakin dan percaya bahwa Anda bisa menangguk emas, menerbitkan buku kesayangan Anda, seperti orang lain yang telah sukses melakukannya. Bila Anda yakin, Anda pasti bisa menerbitkan buku Anda. Bila Anda yakin, jangankan satu buku, seratus buku pun bisa Anda tulis dan terbitkan.

Kata Kata Mutiara Renungan Islami Malam Hari
Kata ini adalah kata kata yang bisa memotivasi diri menuju islami, sebagia kata untuk menambah ilmu dan iman dalam beribadah sehingga di saat subuh tiba kita menjadi ringan untuk melaksanakan shalat subuh, karena shalat subuh adalah kunci untuk meraih kebahagian dunia dan akhirat, sehingga esok menjadi hari baru yang indah untuk kita jalani, dari hidup yang sia – sia berganti menjadi hidup yang penuh arti untuk diri sendiri dan orang lain.
JIka Do’amu lama di kabulkan itu bukan berarti tuhan tidak mengabulkanmu,  yakinlah bahwa semua doa akan di kabulkan hanya tuhan mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan do’a yang engkau pinta.
Kematian itu tak perlu engkau takuti karena kematian takkan pernah menghina dan menhancurkanmu, hanya dosa dosa lah yang menghancurkan dan menghinamu.
Jiwa yang bahagia adalah jiwa yang ringan beribadah dan selalu ingin melakukan kebaikan kebaikan untuk bekal hidupnya di akhirat kelak.

Kebahagian itu berada di genggaman Allah, mintalah dengan mengikuti segala perintahnya dan mepelajari ilmunya.

Bagi Orang Yang beriman, Kematian adalah hal yang selalu di rindukan, karena akan bertemu dengan Tuhan yang di cintainya.

Rumah yang mewah di dunia belum tentu engkau dapatkan, namun rumah kuburan itu pasti akan engkau dapatkan walupun tak engkau usahakan.

Jangan pernah meratapi apa yang telah engkau miliki sekarang, namun tetaplah bersyukur, karena hanya dengan bersyukur engkau akan langsung merasa bahagia.

Kesenangan yang engkau rasakan selama hidup di dunia merupakan  neraka bila di bandingkan dengan kenikmatan yang engkau rasakan nanti di syurga.

Orang yang paling bodoh adalah orang yang tidak mengenal siapa tuhannya.


Serahkanlah dirimu kepada yang hidup yang tiada mati. maka otomatis kamu akan mati secara ilmu.


Hari Jum’at, 06 Maret 2015 adalah hari dimana para orang tua siswa baru beramai-ramai membawa anaknya untuk berkumpul di SDIT Nurul ‘Ilmi Tenggarong. berbagai macam persiapan orang tua untuk putra-putrinya untuk menghadapi Opservasi dan wawancara siswa. agar anaknya bisa masuk di SDIT Nurul Ilmi Tenggarong.
Para calon siswa-siswi baru SDIT Nurul Ilmi Tenggarong sangat senang mengikuti kegiatan ini, mereka banyak teman dari berbagai sekolah TK yang berada diwilayah Kecamatan Tenggarong. jam 08.00 wita pagi sudah menunjukkan waktu dimulainya kegiatan Opservasi dan Wawancara Siswa Baru. ruang kelas sudah dibagi calon siswa baru langsung masuk keruangan dengan dibimbing oleh Ustadz dan Ustadzah.
didalam kelas kegiatan yang dilaksanakan adalah bermain, bercerita, sholat dan belajar, tentunya asyik bagi anak-anak seumuran 6 tahun. para orang tua menunggu di luar kelas dengan harap-harap cemas. semoga semua calon siswa baru dapat diterima semua.
tahun ini Calon Siswa baru sebanyak 138 orang, dari berbagai sekolah TK yang berada di Kota Raja Tenggarong.

semoga acara PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) berjalan sukses

Rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT telah banyak memberikan kenikmatan kepada kita semua, sholawat serta salam kepada baginda kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa penerang hidup di dunia.
Kegiatan yang menyenangkan adalah kegiatan yang diadakan dengan kekeluargaan diantara rihlah SDIT NURUL ‘ILMI Tenggarong Kelas VI Angkatan VII Tahun Ajaran 2014/2015. diikuti sebanyak 150 orang termasuk siswa, guru dan orang tua. kegiatan ini diawali dengan berdoa di halaman sekolah, kemudian perjalanan menuju pantai manggar dengan menaiki Bus sebanyak 3 buah bus. sesampainya ditempat panitia rihlah langsung mencari tempat untuk berkumpul.

Acara dipantai dimulai dengan arahan panitia rihlah dan dilancutkan makan-makan. setelah makan siang para peserta rihlah sholat secara berjama’ah. disusul dengan kegiatan outbound

Dengan keimanan, derajat manusia dapat naik hingga derajat yang tertinggi. Maka dengan derajat yang tinggi itu, manusia menjadi mempunyai sebuah nilai yang dapat memasukkannya ke dalam surga.

Sebaliknya, dengan kekafiran, derajat manusia dapat turun hingga derajat yang serendah-rendahnya. Maka dengan derajat yang rendah itu, manusia tidak mempunyai nilai yang tidak berharga, sehingga dia dimasukkan ke dalam neraka.



Semua itu bisa terjadi karena iman telah menghubungkan antara manusia dan Penciptanya dengan hubungan dan ikatan yang sangat kuat, seperti kuatnya ikatan nasab, keturunan. Sesungguhnya keimanan adalah ikatan nasab, maka dengan keimanan seorang manusia mendapatkan nilai dan kedudukan yang sangat mulia. Kehendak dan ciptaan Allah SWT akan sangat jelas terlihat pada dirinya. Pada dirinya tanda-tanda indah yang berasal dari indahnya asma’-asma’ Allah SWT juga akan sangat terlihat.



Sedangkan kekafiran adalah sebaliknya. Kekafiran manusia telah memutuskan hubungan nasab manusia dengan Penciptanya. Kegelapan akibat kekafiran telah menutupi cahaya keindahan Allah SWT pada ciptaanNya, bahkan kadang dapat menghilangkannya sama sekali. Dalam keadaan kafir, nilai seorang manusia akan terbatas pada nilai bahan asal penciptaannya sana, yaitu tanah. Sedangkan sebagaimana kita ketahui bersama, sebuah bahan asal itu tidak mempunyai nilai apa-apa. Karena bahan itu bersifat fana dan pasti akan rusak. Maka seorang kafir hidupnya tak berbeda dengan kehidupan hewan yang akan berlangsung sementara saja.



Marilah sama-sama kita renungkan hal itu dengan sebuah permisalan. Nilai sebuah bahan asal itu tidak mesti sama dengan nilai barang jadi. Ketidaksamaan itu akan terus bertambah sesuai dengan kualitas dan cara pembuatannya. Oleh karena itu, kejadiannya pun bisa bermacam-macam. Kadang kita jumpai sebuah barang buatan  sama nilainya dengan bahan asalnya. Kadang juga kita temui bahan asal jauh lebih mahal nilainya dari pada barang buatannya.



Karena, boleh saja terjadi sebuah cindera mata yang sangat mahal itu terbuat dari bahan besi. Cindera mata itu boleh jadi sebuah hasil seni kuno yang dapat bernilai jutaan Lira, walaupun barang itu hanya terbuat dari sebuah besi. Jika barang itu ditawarkan di sebuah pasar pengrajin yang mahir dan berkemampuan seni tinggi, cindera mata itu dapat bernilai jutaan Lira. Tapi apabila ditawarkan di pasar besi, maka barang itu tidak bernilai tinggi. Bahkan mungkin tidak akan ada yang mau membelinya, walaupun dijual dengan harga yang sangat murah.



Demikian juga manusia, dia adalah ciptaan yang sangat sempurna dari Zat Pencipta Yang Maha Esa. Manusia adalah termasuk penampakan kekuasaan Allah SWT yang tertinggi. Padanya, Allah SWT meletakkan banyak sekali penampakan sifat-sifat dan asma’-asma’Nya. Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi makhluk tempat berkumpulnya karakteristik semua makhlukNya.



Bila telah terdapat cahaya keimanan pada diri seorang manusia, maka cahaya itu akan menampakkan dan mengeluarkan semua potensi positif manusia. Bahkan orang lain akan dapat pula merasakannya. Seorang yang beriman akan dapat menangkap dan merasakan hal itu dengan cara bertafakkur. Hingga keimanan itu pun akan bersemayam dalam dirinya. Seakan seorang yang mempunyai cahaya itu berkata kepada orang lain, “Wahai manusia, inilah aku, ciptaan Sang Pencipta Yang Maha Agung. Lihatlah, betapa kasih sayangNya dilimpahkan kepadaku.”



Oleh karena itu, keimanan –yang juga mempunyai makna bernasab kepada Allah SWT – akan dapat menampakkan seluruh kebaikan dan keistimewaan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai seorang manusia akan sangat ditentukan oleh seberapa tampaknya kebaikan dan keistimewaan ini pada dirinya. Maka dengan itu, seorang manusia yang nilai bahan asalnya tak seberapa akan berubah menjadi makhluk yang bernilai sangat tinggi, di atas seluruh makhlukNya yang lain. Saat itu, manusia akan dapat berkuasa untuk menerima firman Allah SWT, dan mendapatkan kemuliaan yang menjadikan dirinya sebagai tamuNya di surga.



Sebaliknya, jika manusia dimasuki oleh kekafiran –yang juga mempunyai makna terputusnya nasab dengan Allah SWT- maka akan hilang juga semua keistimewaan manusia yang berasal dari sifat-sifat dan asma’-asma’ Allah SWT. Semua itu akan hilang dalam kegelapan. Ketika hilang, artinya hal itu tidak akan dapat dilihat dan dibaca. Karena manusia itu sudah melupakan Penciptanya. Dan ketika lupa, arah-arah maknawi yang dapat menunjukkan kepada Sang Pencipta juga tidak dapat diketahui.



Bahkan keistimewaan dan kebaikan manusia itu akan berbalik keadaannya. Semua tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang diletakkan pada diri manusia akan benar-benar hilang. Yang tersisa dan terlihat oleh mata hanyalah hal-hal yang sepele, yang sama-sama dimiliki oleh benda dunia yang lain, dan kadang terjadi secara kebetulan. Itupun kadang akan hilang sama sekali, sehingga benar-benar hilang keistimewaannya. Benda yang sebelumnya bernilai sangat mahal itu kini tak bedanya dengan sebuah botol kaca berwarna hitam kelam, yang hanya digunakan untuk keperluan-keperluan yang sederhana dan biasa saja.



Oleh karena itu, dapat kita katakan bahwa tujuan hidup sebuah materi hanyalah bagaimana dia dapat hidup walaupun sebentar saja, dengan kehidupan yang sempit dan tidak bernilai tinggi. Materi adalah makhluk yang paling rendah, lemah dan hina, dan pada akhirnya akan hilang dan dimusnahkan. Dan demikianlah, bagaimana kekafiran dapat merubah kualitas hidup manusia yang sebenarnya adalah makhluk yang sangat tinggi derajatnya, menjadi benda yang tidak ada bedanya dari benda dunia yang lain. Layaknya perubahan dari permata yang mahal, menjadi batu arang hitam yang hina. (msa/dakwatuna)

Diantara hikmah wakaf  yang lainnya adalah wakaf dapat menjadikan pahala wakif mengalit terus -menerus, Dalil yang menjadi dasar keutamaan ibadah wakaf dapat kita lihat dari beberapa ayat Al-Quran dan Hadits, antara lain:

1) Surat Ali Imran ayat 92. “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahui.”
2) Surat al-Baqarah ayat 261. “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki, Dan Allah Maha Kuasa (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
3) Hadits tentang shadaqah jariyah, sebagaimana telah disinggung di atas. Dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Nabi Muhammad saw bersabda, “Apabila anak Adam meninggal dunia maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya.” Hadits ini dikemukakan dalam bab wakaf, karena shadaqah jariyah oleh para ulama ditafsirkan sebagai wakaf. Di antara para ulama yang menafsirkan dan mengelompokkan shadaqah jariyah sebagai wakaf adalah Asy-Syaukani, Sayyid Sabiq, Imam Taqiyuddin, dan Abu Bakr.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, para ulama sepakat bahwa yang dimaksud shadaqah jariyah dalam hadits tersebut adalah wakaf. Itulah antara lain beberapa dalil yang menjadi dasar hukum disyariatkannya wakaf dalam Islam.

Kemudian dari segi keutamaannya, Syaikh Abdullah Ali Bassam berkata, “wakaf adalah sedekah yang paling mulia. Allah swt menganjurkannya dan menjanjikan pahala yang sangat besar bagi yang berwakaf, karena sedekah berupa wakaf tetap terus mengalirkan kebaikan dan mashlahat”. Adapun keutamaan wakaf ini bisa dilihat dari dua sisi yang berbeda. Bagi penerima hasil (mauquf alaih), wakaf akan menebarkan kebaikan kepada pihak yang memperoleh hasil wakaf dan orang yang membutuhkan bantuan, seperti fakir miskin, anak yatim, korban bencana, orang yang tidak punya usaha dan pekerjaan, orang yang berjihad di jalan Alllah swt. Wakaf juga memberi manfaat besar untuk kemajuan ilmu pengetahuan, seperti bantuan bagi para pengajar dan penuntut ilmu, serta berbagai pelayanan kemaslahatan umat yang lain.

Sementara itu, bagi pewakaf (wakif), wakaf merupakan amal kebaikan yang tak akan ada habisnya bagi orang yang berwakaf. Oleh karenanya, barang yang diwakafkan itu tetap utuh sampai kapanpun. Di samping utuh, barang tersebut juga dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Dengan begitu, pahala yang dihasilkan terus mengalir kepada wakif, meskipun ia sudah meninggal dunia. Hal inilah yang membedakan keutamaan wakaf dibanding dengan ibadah lainnya yang sejenis, seperti zakat.

Beberapa penjelasan tersebut menunjukkan, bahwa melaksanakan wakaf bagi seorang muslim merupakan realisasi ibadah kepada Allah melalui harta benda yang dimilikinya, yaitu dengan melepas benda yang dimilikinya (private benefit) untuk kepentingan umum (social benefit)Jadi, wakaf adalah jenis ibadah yang istimewa dan utama bagi orang yang beriman dan beramal saleh. Hanya dengan memberikan harta untuk wakaf, manfaat dan hasilnya dapat terus berlipat tanpa henti.

Jika disederhanakan, filosofi orientasi dan hikmah dalam wakaf itu terdapat tiga poin. Pertama, wakaf untuk sarana prasarana dan aktivitas sosial. Kedua, wakaf untuk peningkatan peradaban umat. Dan ketiga, wakaf untuk meningkatkan kesejahteraan umat.

Ada suatu hal yang perlu dipahami oleh setiap ortu ketika mendidik anak. Kita memang ingin sekali menjadikan anak dan keturunan kita sebagai anak sholih. Kita ingin mereka menjadi anak yang baik. Kita ingin agar mereka menjadi anak yang berbakti dan taat. Namun, ada suatu hal yang kita sering lupakan. Kita memang sudah berusaha mendidik mereka dengan pendidikan yang baik dan berkualitas. Bahkan mereka juga kita wajibkan masuk TPA atau masuk pondok pesantren. Namun kadangkala, kita hanya bersandar pada usaha kita semata, tanpa mau melirik bahwa hidayah dan petunjuk adalah di tangan Allah termasuk hidayah pada anak dan keturunan kita. Walaupun kita telah pontang panting dengan melakukan berbagai sebab, namun jika Allah menakdirkan berbeda, lantas apa yang bisa kita perbuat. Selayaknya kita banyak merenungkan ayat-ayat semacam ini:

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
 
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’rof : 178)

فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ

Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena sedih terhadap mereka.” (QS. Fathir : 8 )

وَلَوْ شِئْنَا لَآَتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا
 
Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk baginya.” (QS. As Sajdah : 13)

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآَمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا
 
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya.” (QS. Yunus : 99)

Mengambil Pelajaran dari Kisah Nuh dan Anaknya

Lihatlah pula pada kisah Nabi Allah Nuh ‘alaihis salam. Dia mengatakan pada anaknya ,

يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ
 
Hai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Hud : 42)

Namun Allah tidak menginginkan anak ini mendapat hidayah. Anak Nabi Nuh malah menjawab,
 
سَآَوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ

Aku akan mencari perlindungan ke gunung saja yang dapat melindungiku dari air bah.” (QS. Hud : 43)

Nabi Nuh berkata,

لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ
 
Tidak ada yang dapat melindungimu hari ini dari azab Allah, selain yang Allah rahmati.” (QS. Hud : 43)

Nuh pun berdoa lagi pada Allah karena kasihan pada anaknya,

رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ
 
Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMU itulah yang benar dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” (QS. Hud : 45)

Allah tidak suka dengan perkataan Nuh tersebut,

يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ

Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya dia telah berbuat yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya Aku memperingatkan padamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Hud : 46)

Lihatlah saudaraku dan perhatikanlah dengan baik-baik kisah Nuh ini. Beliau sudah berusaha keras agar anaknya mendapat hidayah, namun Allah berkehendak lain.

Oleh karena itu, janganlah kita lupa untuk selalu memohon pada Allah agar Allah selalu memberi keberkahan dan penyejuk mata pada anak dan keturunan kita, di samping usaha dan sebab yang kita lakukan.

Ya Allah berkahilah selalu pendengaran, penglihatan, hati, dan istri kami, juga berilah keberkahan pada keturunan kami. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
***